Kamis, 04 Desember 2014

Morfologi Tumbuhan Hutan



1.    Jati

Batang

Pohon Jati dapat mencapai ukuran yang sangat besar ; dengan tinggi sampai 45 meter dan diameter 200 cm. Batang biasanya silinder tapi menjadi bergalur dan sedikit ditopang (pada bongkot berbentuk seperti belimbing khususnya pohon yang besar) pada dasar ketika dewasa. Warna kulit coklat atau abu-abu, keputihan dan ada juga yang kehitaman dengan alur memanjang dan sedikit mengelupas. Pohon tua sering beralur dan berbanir. Kulit batang tebal.


Daun

Daun panjang 13-75 cm, lebar 10-40 cm dengan letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bentuk tajuk rimbun. Pada daerah yang lebih dingin dan curah hujan tinggi, biasanya daun lebih lebar karena untuk mempercapt proses penguapan. bentuk daun oval dengan ujung tumpul atau agak runcing.


Bunga biseksual, berwarna putih atau berwarna krem ​​; Masa berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 5x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.

Akar

 

 

Jati memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara. Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau beli bongkar dulu akarnya). Bibit jati Solomon stek pucuk mempunyai akar menyamping (kiri kanan, depan belakang seperti cakar), sedangkan bibit selain stek pucuk akarnya menghujam ke bawah. Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.


2.    Rotan

 Akar

Akar tanaman rotan, sebagaimana akar tanaman lainnya, adalah suatu bagian yang sangat penting karena akar mempunyai beberapa fungsi, yaitu untuk memperkuat berdirinya tanaman secara keseluruhan, menyerap air dan zat-zat makanan yang ada di dalam tanah, serta sebagai stasiun awal untuk pendistribusian air dan zat makanan lainnya yang sudah terserap tadi untuk diantarkan ke seluruh bagian tubuh.


Seperti halnya tanaman suku palmae yang lain…, akar tanaman rotan memiliki beberapa sifat, seperti:
  •  Akar tanaman rotan mempunyai sistem perakaran akar serabut.
  • Akar tanaman rotan terletak di dalam tanah, dengan persentase pembagiannya 40% bersifat geotrop atau tumbuh masuk ke bumi, dan 60% bersifat hidotrop atau bertumbuh secara horizontal dan cenderung mengarah untuk mencari air hingga ke permukaan tanah.
  • Warna akar rotan cenderung berwarna keputih-putihan, kekuning-kuningan, dan kehitam-hitaman.
  • Akar rotan relatif tumbuh tidak lebih cepat daripada batangnya, namun terus tumbuh pada ujungnya.

Batang

Jika berbicara tentang rotan, tentu tidak lepas dari pembahasan mengenai batanngya. Hal ini karena batang rotan mempunyai nilai ekonomi yang paling tinggi di antara bagian lainnya. Dan…, yang sering kita lihat di industry furniture rotan alam dan kerajinan rotan natural adalah batangnya, atau pengolahan lanjutan dari batang rotan itu. Dan…, batang rotan mempunyai beberapa fungsi untuk tumbuhan rotan itu sendiri, antara lain untuk mendukung pertumbuhan bagian tanaman rotan lainnya yang ada di atas tanah, seperti pelepah, daun dan bunga, serta buah rotan. Batang rotan juga menjadi saran transportasi untuk pendistribusian air dan zat-zat makanan lainnya dari bawah ke atas, dan pengangkutan hasil dari proses asimilasi dari atas ke bawah. Selain itu…, batang rotan juga merupakan tempat penyimpana zat makanan cadangan untuk tanaman rotan itu sendiri.


Dan agar kita tidak keliru dalam membedakan tanaman rotan dan tanaman lainnya, maka berikut ini adalah beberapa ciri-ciri umum yang ada di batang rotan:
  • Bentuk batang rotan umumnya memanjang dan bulat seperti silinder atau segitiga, tetapi selalu bersifat aktinomorf. Batang rotan bersifat aktinomorf maksudnya adalah bahwa batang rotan akan menjadi bagian yang setangkup bila dibagi menjadi dua.
  • Batang tanaman rotan dibagi menadi ruas-ruas yang setipa ruasnya dibatasi oleh buku-buku. Di buku-buku tersebut itulah tempat melekatnya pelepah dan tangkai daun tanaman rotan.
  • Batang tanaman rotan selalu bersifat fototrop atau heliotrop, yaitu selalu mengarah ke atas menuju sinar matahari.
  • Batang tanaman rotan selalu bertambah panjang pada ujungnya.

Namun…, walaupun demikian seperti yang telah dijelaskan di atas mengenai sifat dan ciri-ciri batang rotan, ternyata batang rotan tetap memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang berbeda. Hal ini karena ada banyak jenis dan varietas rotan. Contohnya adalah ukuran ruas pada sebatang rotan yang bisa berbeda-beda. Jika kita amati dengan cermat…, kita akan menemukan bahwa ukuran ruas pada batang rotan dari pangkal batang hingga sepanjang 1.5 meter itu tidak sama. Sedangkan ukuran ruas dari jarak setelah itu hampir seragam.


Pelepah dan Daun

Sebagaimana daun tanaman lainnya, daun tanaman rotan juga mempunyai fungsi yang hampir sama. Di antaranya adalah berfungsi sebagai tempat pengambilan zat makanan atau resobsi, khususya resobsi zat yang bersifat gas, seperti CO2, tempat asimilasi atau tempat pengolahan zat makanan, tempat transpirasi atau tempat penguapan air, dan tempat respirasi atau tempat pernafasan.

Tanaman rotan berdaun majemuk dan juga mempunyai pelepah daun yang duduk pada buku serta menutupi permukaan ruas batang. Anak daunnya tumbuh di atas pelepah dan letak daunnya sejajar atau meyirip genap, atau menyirip ganjil, atau berselang-seling di sepanjang pelepah daun. Daun rotan ditumbuhi duri dengan berbagai bentuk dan warna.



Ukuran dan jumlah daunnya pun bervariasi tergantung pada jenis dan varietas tanaman rotan itu sendiri. Duri yang melekat pada daun umumnya tumbuh menghadap ke dalam. Hal ini berguna untuk menjadi penguat ketika proses pengaitkan batang pada tumbuhan inang.

Ukuran panjang, lebar,dan bentuk dau rotan berbeda-beda. Hal ini cukup menyulitkan untuk melakukan pengamatan dan identifikasi jenis tanaman rotan dengan cara melihat daunnya. Oleh karenanya…, cara paling mudah untuk mengidentifikasi jenis tanaman rotan adalah dengan membandingkannya dengan tanaman rotan lainnya secara langsung.

 Bunga
Rotan termasuk tumbuhan berbunga majemuk. Secara genetik, hal ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jenis rotan yang berbunga pada lateral batang yang keluarnya bunga lebih dari satu kali. Dan yang kedua adalah jenis rotan yang berbunga pada ujung dan kemunculannya hanya satu kali dalam hidupnya, yang mana tanaman akan mati setelah proses generatif yang terakhir.
Bunga rotan terbungkus oleh seludang, atau dinamakan juga sebagai spatha. Bunga jantan akan siap dibuahi ketika seludang itu terbuka. Sedangkan bunga betina akan baru siap dan mulai masak setelah seludangnya pecah pada hari ketiga belas sampai hari ke dua puluh tujuh.
Bunga jantan dan Bungan betina rotan biasanya berumah satu atau disebut juga sebagai mono-ceous. Namun ada juga yang berumah dua atau diceous. Hal ini menyebabkan kita bisa menjumpai adanya rotan jantan dan rotan betina. Proses penyerbukan bunga pada tanaman rotan juga hampir sama seperti pada tanaman lainnya, yaitu dengan adanya bantuan dari angina atau serangga penyerbuk. Pada bunga betina rotan ada 3 putik/stilus, sedangkan pada bunga jantan ada 6 benang sari / stamen. Sifat dan ciri stamen pada rotan jantan ini adalah berdiri bebas atau saling berhubungan yang pangkalnya melingkar seperti cacing. Bunga betina hampir mirip dengan bunga jantan rotan yang steril. Perbedaannya hanya terletak pada bentuk  benang sarinya yang kosong. Ukuran bunga pada tanaman rotan relative kecil. Hanya beberapa jenis saja yang mampu memiliki ukuran hingga 1 cm atau lebih. Contohnya adalah jenis rotan Calamus spectabilus yang dapat memiliki ukuran Bungan hingga 1.7 cm.
Warna bunga pada rotan bervariasi, mulai dari kecoklat-coklatan, kehijau-hijauan, atau krem. Bunga rotan jika sedang dalam kondisi primordia atau sedang dalam dibuahi, kelenjar madunya berbau susu sehingga menarik serangga untuk datang membantu proses penyerbukan. Namun, bunga tersebut akan jatuh jika tidak terjadi penyerbukan dalam kurun waktu 1 -2 hari.
Waktu periode berbunga dan matangnya buah tidak sama dan tergantung pada tempat tumbuh dan kondisi iklim setempat. Hal ini terjadi baik pada rotan sejenis ataupun yang tidak sejenis.  Sebagai gambarang tambahan…, waktu periode berbunga hingga matangnya buah adalah berkisar antara 7 – 13 bulan sejak seludang pecah. Berdasarkan pengalaman, buah rotan akan masak berkisar pada bulan Agustus sampai dengan bulan Maret. 

Buah
Buah rotan terdiri atas kulit luar berupa sisik atau biasa disebut juga dengan pericarp. Bentuk sisiknya trapessium dan tersusun secarr vertical dari toksis buah. Ukuran sisiknya bervariasi tergantung pada ukurangan buahnya masing-masing. Semakin besar ukuran buah, semakin besar juga sisik buah rotan itu.
Pada permukaan buah rotan itu halus (laevis), atau ada juga yang kasar berbulu (glaberous). Sedangkan bentuk buah rotan pada umumnya bulat, lonjong, atau bulat telur (oval). Warna kulit dari buah yang sudah matang bermacam-macam. Ada yang kemerah-merahan, coklat, coklat merah, hijau-krem, dan kuning keemas-emasan. Ada selaput tipis berwarna putih yang membungkus daging buah rotan. Selaput ini terletak di bagian bawah kulit buah. Adapun biji rotan sendiri terdapat di tengah-tengah buah rotan itu, seperti biji buah lainnya yang terbungkus oleh daging buahnya.

Permukaan pada biji buah rotan umumnya rata dan halus. Ada juga yang berbentuk kasar dan berlekuk dangkal. Di dalam setiap bijinya ada sekitar 1 – 3 embrio yang tertutup oleh lapisan selaput keras sebagai pelindung embrio.
Untuk jenis rotan dari famili Daemonorops, terdapat banyak cairan atau getah di bawah kulit buahnya. Cairan atau getah ini sudah sejak lama telah digunakan sebagai bahan dalam industry pewarna dan farmasi. Secara umum…, buah rotan siap dipanen ketika sudah berumur 12 – 15 bulan sejak berbunga. Namun…, musim berbuah ini berbeda-beda pada rotan, tergantung pada jenis rotannya dan juga kondisi lingkungan hidupnya.

3.    Mahoni

Batang
Pohon selalu hijau dengan tinggi antara 30 - 35 cm Kulit berwarna abu-abu dan halus ketika muda, berubah menjadi coklat tua, menggelembung dan mengelupas setelah tua. Daun bertandan dan menyirip yang panjangnya berkisar 35 - 50 cm, tersusun bergantian, halus berpasangan, 4 - 6 pasang tiap-daun, panjangnya berkisar 9 - 18 cm. Bunga kecil berwarna putih,panjang 10 - 20 cm, malai bercabang.


Buah
kering merekah, umumnya berbentuk kapsul bercuping 5, keras, panjang 12-15 (-22) cm, abu-abu coklat, halus atau . Bagian luar buah mengeras, ketebalan 5-7 mm bagian dalam lebih tipis. Dibagian tengah mengeras seperti kayu, berbentuk kolom dengan 5 sudut yang memanjang menuju ujung. Buah akan pecah mulai dari ujung atau pangkal pada saat masak dan kering. Biji menempel pada kolumela melalui sayapnya, meninggalkan bekas yang nyata setelah benih terlepas.Umumnya setiap buah terdapat 35 -45 biji.
Bunga
Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan.[3] Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat

4. Bambu

Akar

Akar bambu terdiri atas rimpang (rhizon) yang berbuku dan beruas. Pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang. Akar rimpangnya yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat membedakan asal dari kelompok bambu tersebut. Bagian pangkal akar rimpangnya lebih sempit dari pada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh.

Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya. Bulu pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung (Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat.
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut, seperti pada jenis bambu talang.
Akar tanaman bambu dapar berfungsi sebagai penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Akar bambu juga dapat berperan dalam menanganai limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya.

 Batang

       Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga (ada pula yang masif), berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Warna batangnya biasanya hijau dan jika sudah tua akan menguning atau cokelat. Tumbuhnya ke atas dan tegak lurus (erectus). Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m.

Diameter batangnya 0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm.
Pada bagian tanaman terdapat organ-organ daun yang menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang terdapat perpanjangan tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut subang yang biasanya gugur lebih dulu.
         Batang bambu baik yang masih muda maupun yang sudah tua dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, namun demikian tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan. Secara geris besar pemanfaatan batang bamboo yaitu:
a.      Bambu yang masih dalam keadaan bulat, umumnya digunakan untuk tiang pada   bangunan rumah sederhana.
b.     Bambu yang sudah dibelah, umumnya digunakan untuk dinding rumah, rangka atap (yang terbuat dari ijuk atau rumbia), simpit, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
c.      Gabungan bambu bulat dan sudah dibelah serta serat bambu, umumnya digunakan untuk aneka kerajinan tangan, misalnya keranjang, kursi, meja, dan lain-lain.

Daun


 Bagian selanjutnya adalah daunnya, daun bambu (folium Bambusa sp) merupakan bagian yang memiliki heteromorfisme pada fase kehidupannya. Berikut adalah pembahasan mengenai heteromorfisme Bambusa sp.
Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang menonjol. Daunnya biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys siamensis). Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun dan juga ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil atau tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul.

5. Pinus

Akar

Si                                                              Sistem akar pada Pinus merkusii  adalah bersistem akar tunggang (Radix Primaria), kuat, bercabang dan  Biasanya berwarna coklat. Akar tunggang memiliki ciri khas yaitu pada akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil, sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang, dan juga daerah perakaran menjadi luas hingga dapat menyerap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak.

Batang

Batang kayu pinus memiliki ciri warna teras yang sukar dibedakan dengan gubalnya, kecuali pada pohon berumur tua, terasnya berwarna kuning kemerahan, sedangkan gubalnya berwarna putih krem. Pinus merupakan pohon yang tidak berpori namun mempunyai saluran damar aksial yang menyerupai pori dan tidak mempunyai dinding sel yang jelas.

Permukaan radial dan tangensial pinus mempunyai corak yang disebabkan karena perbedaan struktur kayu awal dan kayu akhirnya, sehingga terkesan ada pola dekoratif. Riap tumbuh pada pinus agak jelas terutama pada pohon-pohon yang berumur tua, pada penampang lintang kelihatan seperti lingkaran-lingkaran memusat. Sebagian besar batang pinus (± 90-95%) terdiri atas sel trakeida yang berbentuk panjang dan langsing dengan ujung-ujung yang tertutup serta mempunyai dinding sel yang tebal. Sel trakeida mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai saluran cairan pohon yang dihisap oleh akar menuju daun, dan sebagai pemberi kekuatan mekanis agar batang pinus bisa tegak dan dapat menahan tajuknya.
Sementara sisanya (sebanyak ± 5 – 10%) terdiri atas sel berdinding tipis yaitu sel parenkim aksial dan sel parenkim jari-jari. Kedua macam sel ini berfungsi sebagai gudang bahan makanan cadangan (pati) dan sekaligus mendistribusikannya kepada jaringan yang membutuhkannya. Bagi kayu yang mempunyai saluran damar seperti pada kayu pinus, maka sebagian dari sel-sel parenkim ini baik sel parenkim aksial maupun sel parenkim jari-jari yang mengelilingi (membatasi) saluran damar tersebut dapat berdifferensiasi dan menjadi sel epithel. Sel epithel berfungsi untuk menghasilkan getah (resin) yang bersifat antiseptik bila terjadi pelukaan atau serangan hama atau penyakit pada pohon pinus tersebut.

Pohon Pinus merkusii mempunyai batang yang dibagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang memanjang.
Di lihat dari berbagai segi, batang pada Pinus merkusii  berstruktur sebagai berikut:
-         Bentuk Penampang Melintangnya
Di lihat penampang melintangnya, batang pada Pinus merkusii  berbentuk bulat (Teres). Tegakan masak dapat mencapai tinggi 30 m dengan diameter 60 – 80 cm. Tegakan tua mencapai tinggi 45 m dengan diameter 140 cm. Tajuk pohon muda berbentuk pyramid, setelah tua menjadi lebih rata dan tersebar.
-         Permukaan Batang
Permukaan pada batang Pinus merkusii  adalah memperlihatkan retak-retak, biasanya berwarna coklat. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. kulit berwarna coklat tua , kasar beralur dalam dan menyerpih dalam kepingan panjang. Kayu bertekstur halus, bila diraba licin dan mengandung damar (resin), permukaan mengkilap warna kuning muda, serat halus (Dirjen Kehutanan 1976).
Struktur kayu pinus tidak berpori dengan parenkim melingkari saluran damar, memiliki berat jenis (BJ) rata-rata 0,55 (terendah 0,40 dan tertinggi 0,75) dengan kelas kuat II sampai III dan kelas awet IV. Kulit pohon berwarna abu-abu muda, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan dengan panjang 16-25 cm.
-         Arah Tumbuh Batang
Arah tumbuh batang ini adalah arah yang lazim pada tumbuhan lainnya yaitu tumbuh tegak lurus ke atas (erectus).
-         Percabangan Batang
Batang Pinus merkusii, percabanan batangnya monopodial seperti pada gambar di bawah ini:
Cara percabangan seperti atas adalah, bisa di lihat bahwa batang pokok tampak lebih jelas (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya.

Daun

Daun Pinus merkusii mempunyai daun dengan sebagai berikut:
-         Warna daun
Warna daun Pinus merkusii bervariasi, ketika masih muda maka berwarna hijau muda, namun ketika sudah tua akan berwarna hijau tua.
-         Circumscriptio
Daun Pinus merkusii berbentuk bangun acerocus (jarum), yaitu berupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang. Daunnya tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar.     

Bunga

Pohon pinus termasuk dalam tipe pohon berumah satu dengan bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili dengan panjang 2-4 cm terletak terutama di bagian bawah tajuk, sedangakan strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan. Strobili jantan dan betina dapat ditemukan sepanjang tahun. Puncak pembungaan di Indonesia Maret dan berakhir Juni. Penyerbukan oleh angin. Perkembangan menjadi buah selama 11-15 bulan. Di Indonesia puncak pembuahan bulan Mei-Juli, bervariasi menurut pohon maupun antar tegakan. Pohon mulai menghasilkan benih setelah umur 10-15 tahun. Benih disebarkan angin.


Pinus merkusii merupakan tumbuhan berumah satu ( monoecus unisexsualis), bunga berkelamin tungal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas.  Bunga Pinus merkusii terbagi menjadi strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan berbentuk silindris dengan panjang 2-4 cm, terutama di bagian bawah tajuk. Sedangkan strobilus betina berbentuk kerucut, ujungnya runcing, bersisik dan biasanya erwarna coklat, pada tiap bakal biji terdapat sayap. Bunga muda berwarna kuning sedangkan bunga tua berwarna coklat. Strobili betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.

Buah

Pinus merkusii memiliki buah berbentuk kerucut, silindris dengan panjang 5-10 cm dan lebar 2-4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm berbentuk kerucut, silindris, panjang 5 – 10 cm, lebar 2 – 4 cm. Lebar setelah terbuka lebih dari 10 cm.

Biji
Bijinya berbentuk pipih dan bulat telur dilengkapi dengan sayap, dihasilkan pada setiapdasar bunga atau sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, biji biasanya berwarna putih kekuninga

Benih : bersayap, dihasilkan dari dasar setiap sisik buah. Setiap sisik menghasilkan 2 benih. Panjang sayap 22 – 30 mm, lebar 5 – 8 mm. Sayap melekat pada benih dengan penjepit yang berhubungan dengan jaringan higroskopis di dasar sayap, sehingga benih tetap melekat saat disebar angin selama sayap kering, tetapi segera lepas bila kelembaban benih meningkat. Umumnya terdapat 35-40benih per kerucut dan 50.000-60.000 benih per kg. Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin. Serbuk sari dengan dua gelembung udara.