Kemolalan
/ molalitas adalah suatu besaran konsentrasi larutan yang menyatakan
banyaknya mol zat terlarut dalam 1000 gram (1 Kg) pelarut.
Fraksi mol adalah suatu besaran konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah zat terlarut dalam jumlah mol larutan.
Kemolaran adalah salah satu cara menyatakan kepekataan larutan. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap larutan.
Sifat Koligatif Larutan adalah sifat yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan terbagi 2 :
Fraksi mol adalah suatu besaran konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah zat terlarut dalam jumlah mol larutan.
Kemolaran adalah salah satu cara menyatakan kepekataan larutan. Kemolaran menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap larutan.
Sifat Koligatif Larutan adalah sifat yang tergantung pada jumlah partikel zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) dan tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
Sifat koligatif larutan terbagi 2 :
1. Sifat
Koligatif Larutan Elektrolit (ada faktor Van’t Hoff berlambang “i”)
2. Sifat Koligatif
Larutan Nonelektrolit
Macam-macam sifat koligatif larutan :
1.
Penurunan
Tekanan Uap Jenuh (rP)
Pada
setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah
tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair
menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut
itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan
berkurang.
Menurut
RAOULT:
p = po . Xp
Dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XP = fraksi mol pelarut
Karena Xp + Xzt = 1, maka persamaan di atas
dapat diperluas menjadi:
rP = po . Xzt
Dimana:
rP
= penurunan tekanan uap jenuh pelarut
po
= tekanan uap pelarut murni
Xzt
= fraksi mol zat terlarut
2. Kenaikan Titik Didih (rTb)
Adanya
penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi
dari titik didih
pelarut murni.
Untuk larutan
non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
rTb
= m . Kb
Dimana:
rTb
= kenaikan titik didih (oC)
m
= molalitas larutan
Kb
= tetapan kenaikan titik didih molal
3. Penurunan
Titik Beku ( rTf )
Untuk
penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
rTf
= m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
Dimana:
rTf
= penurunan titik beku (0C)
m
= molalitas larutan (m)
Kf
= tetapan penurunan titik beku molal
W
= massa zat terlarut (gram)
Mr
= massa molekul relatif zat terlarut
p
= massa pelarut (gram)
Apabila
pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan
sebagai:
Tf
= ( O – rTf )oC
Kb dan Kf adalah
konstanta yang bergantung pada jenis pelarut.
4. Tekanan
Osmotik ( phi )
Tekanan
osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi
permeabel (proses osmosis).
Menurut VAN’T
Hoff tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV
= nRT
Karena tekanan
osmotik = phi, maka :
phi
= n/V R T = C R T
Dimana :
phi
= tekanan osmotik (atmosfer)
C
= konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R
= tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/mol OK
T
= suhu mutlak (oK)
·
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih
rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
·
Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih
tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
·
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik
sama disebut Isotonis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar