Pada periode
ini program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan rakyat dengan
memprioritaskan stabilisasi ekonomi dan politik. Pengendalian inflasi mutlak
dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun,
Tercatat bahwa :
Tercatat bahwa :
1. Tingkat inflasi
tahun 1966 sebesar 650 %
2. Tingkat infalsi
tahun 1967 sebesar 120 %
3. Tingkat infalsi
tahun 1968 sebesar 85 %
4. Tingkat
infalsi tahun 1969 sebesar 9,9 %
Setelah
melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata
pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem
etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran
dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Dan Membersihkan segala
aspek kehidupan dari sisa-sisa faham dan sistem perekonomian yang lama (
liberal/kapitalis dan etatisme/komunis).
Dalam hal ini
pasar tidak dapat menentukan sendiri pada masalah – masalah tertentu tetapi ada
campur tangan pemerintah. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di
segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan: kebutuhan pokok, pendidikan
dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha,
partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.
Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang
(25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan
lima tahun).
Hasilnya, pada
tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan,
perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi pendidikan
dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat.
Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah
kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar